INDRA UTAMI TAMSIR



INDRA UTAMI TAMSIR menjadi Penyanyi Keroncong Wanita Terbaik dalam ajang AMI Awards 2013. Artis kelahiran Blora 39 tahun silam ini memiliki segudang pengalaman di bidang tarik suara, mulai dari yang bergenre pop, dangdut, hingga langgam jawa dan keroncong, genre yang menjadi jiwanya saat ini. Semangatnya menekuni jenis musik ini semakin meluap-luap setelah pilihannya itu mendapatkan restu dan dukungan penuh dari Ratu Keroncong, Waldjinah.

Indra Utami Tamsir dinobatkan sebagai Penyanyi Keroncong Wanita Terbaik dalam ajang AMI Awards 2013. Sebelum berkarir di dunia musik keroncong, Indra telah melewati berbagai perjalanan dari berbagai jenis musik dan pekerjaan. Ia mengaku pernah menjadi pemandu acara (MC) pengantin hingga pada akhirnya mengkhususkan diri sebagai MC pengantin jawa.
Waktu ia duduk di sekolah dasar (SD), di rumah ayahnya ada seperangkat alat gamelan yang digunakan untuk latihan oleh begitu banyak orang. Pembimbing dan pengajarnya adalah ayahnya sendiri yang merupakan “seniman tulen, pengajar karawitan, dan pengajar tembang.” Sejak kelas 6 SD ia mengaku sudah bisa nggending dan belajar macapat. Ketika SMP, ia  sering mengikuti latihan kolintang di sekolahnya, memainkan lagu-lagu keroncong. Ia lantas menjadi finalis dalam lomba keroncong tingkat SMP. Dari situlah ia mulai memutuskan untuk menjadi penyanyi.

Semasa SMA ia mengaku lebih menggemari pop dan jenis musik lainnya. Ia juga sempat mengikuti beberapa festival hingga tingkat kabupaten dan provinsi. “Selama SMA cuma boleh ikut festival, tidak boleh ikut pentas yang ada honornya. Ibu saya orangnya sangat tegas. Beliau seorang pedagang, sedangkan bapak seniman. Passion musik saya mengalir dari bapak. Setelah lulus SMA di Blora, saya kuliah di Yogyakarta. Di situlah saya mulai berani menerima tawaran manggung, dan yang lebih banyak adalah untuk menyanyi dangdut,” kenangnya.

“Sampai mati saya mau menyanyi langgam.” Terkait hal ini, ia mengaku sangat mengagumi Waldjinah, yang kendati telah puluhan tahun tinggal di Jakarta, tapi jawanya masih kental. Satu kebanggan tersendiri ketika suatu saat Indra mengunjungi Waldjinah yang tengah terbaring sakit. “Ketika itu beliau memberikan restunya pada saya untuk melanjutkan perjuangannya di langgam.” Hal lain dari Waldjinah yang membesarkan hati Indra adalah pesannya, “Suara kamu itu bagus, cantik lagi, tapi kurang kemayu, kurang genit. Kemayu itu bagus untuk di panggung, tapi tidak untuk kehidupan sehari-hari.”
Bagi Indra Waldjinah adalah inspirasi. Ia mengagumi sosok Waldjinah karena prestasinya yang luar biasa. “Sampai saat ini, belum ada penyanyi perempuan yang setara dengan Waldjinah.”

0 komentar:

Posting Komentar