R. SRIJANTO HARDJOWIRONO


R. SRIJANTO HARDJOWIRONO
 
Bapak R. Srijanto Hordjowirono merupakan tokoh keroncong dari Solo, beliau lahir di Sala tgl. 8 April 1926 setau saya perkumpulan beliau di Solo OK Cepaka Putih pimpinan Bp. Slameto pindah ke Jakarta tahun 1950 mendirikan OK Setia antara tahun 1955 lalu tahun 1963 bergabung dengan OK Tetap Segar pimpinan Bp. Brigjen Pirngadie sebagai pemain Cukulele. Ikut dalam group Keroncong di Jakarta. Beliau adalah Tokoh Keroncong cikal bakal dari Group OK Tetap Segar. Putranya mengikuti Jejak Beliau yaitu Celloku Dharmanto (facebook).

SRI SAJEKTI

SRI SAJEKTI





Ibu Sri Sajekti merupakan vokalis keroncong handal dengan suaranya yang merdu, dan lagi beliau banyak sekali rekaman kaset piringan hitam. Salah satu album beliau yaitu DOWN THE RIVER SIDE OF INDONESIA IN KRONTJONG BEAT.
Dalam album ini OK TETAP SEGAR pimpinan bapak Rudi Pirngadi menjadi pengiring. Ibu Sri Sajekti ini seangkatan dengan M. Rivany, Soetarsih, Rita Zaharah, Pranadjaja, Ratmi, Isnarti, Masnun dan lain lain.

KUSBINI MAESTRO KERONCONG


Kusbini lahir di Mojokerto, Jawa Timur, 1 Januari 1910, dan meninggal di Yogyakarta, 28 Februari 1991, pada umur 81 tahun. Dia adalah komponis dan tokoh musik Keroncong era 1930 – 1955 yang legendaris, bersama Annie Landouw, Gesang, S. Abdoellah, dan Miss Roekiah.
Pada era “Keroncong Abadi” (1920 – 1960), Kusbini merupakan sosok penyanyi dan komponis. Pada era sekitar tahun 1937 – 1942, ia aktif menyanyi dan main musik Keroncong. Pada masa Hindia Belanda, ia menuliskan kembali lagu Keroncong Telomoyo, Moresko, Nina Bobo, serta mencipta lagu Keroncong Purbakala.
Pada tahun 1942, Kusbini diminta Ir. Soekarno untuk menciptakan lagu perjuangan untuk nasionalisme. Kusbini menyanggupi. Setelah melalui diskusi panjang dengan Ir. Soekarno, lagu tersebut kemudian diberi judul olehnya “Bagimu Neg’RI”. Lagu perjuangan yang kemudian ditetapkan sebagai lagu nasional pada tahun 1960. Kusbini mengartikan ”Negeri” sebagai Negara (Neg). Ia sengaja menyelebungkan pesan perjuangan karena Jepang tidak menyukai segala hal yang berhubungan dengan perjuangan kemerdekaan. Sebelum dikumandangkan secara resmi, lagu tersebut mengalami perubahan syair beberapa kali. Ibu Sud adalah orang pertama yang menyanyikan lagu tersebut di Hoso Kanri Kyoku.
Selama tahun 1945 – 1952, Kusbini mencipta lagu perjuangan bersama C. Simanjuntak, Ismail Marzuki, dan L. Manik. Tahun 1950 ia bekerja di P&K Yogyakarta untuk urusan musik. Kusbini adalah juga pendiri SMINDO 1954 (Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta milik Pemerintah – yang kemudian menjadi AMI dan ISI Yogyakarta). Ia juga mendirikan SOSI (Sekolah Olah Seni Indonesia) yang hingga sekarang diasuh dan diteruskan oleh anak-anaknya.
Antara tahun 1952 – 1956, pihak RRI (Radio Republik Indonesia) menyelenggarakan Pemilihan Bintang Radio dan Lagu Keroncong. Kusbini memenangkan pemilihan lagu: Keroncong Pastoral.
Di masa-masa tuanya, Kusbini menulis beberapa buku diantaranya: Kumpulan Lagu-lagu Keroncong Indonesia, Sejarah Seni Musik Keroncong Indonesia, Diktat Gitar, Diktat Vokal, Teori Musik, Diktat Viool, dan Pelajaran Bass.
Kusbini menerima penghargaan-penghargaan: Pembina Musik Keroncong Indonesia (P dan K tahun 1972); Medali Arati Bayangkara (dari Korwil II, tahun 1976).



WIETEKE VAN DORT

WIETEKE VAN DORT
 

Lahir
Louisa Johanna Theodora Van Dort
26 Mei 1943 (umur 76)
Bendera Belanda Surabaya, Hindia Belanda
Pekerjaan
Aktris, penyanyi, komedian, penulis, seniman
Tahun aktif
1968-sekarang
Louisa Johanna Theodora "Wieteke" van Dort (lahir di Surabaya, 16 Mei 1943; umur 76 tahun) adalah seorang aktris, kabaretis, dan penyanyi dari Belanda. Ia dikenal dari berbagai program televisi untuk anak-anak dan sebagai pembawa acara Late Lien Show dengan persona wanita Indisch.
Kota kelahirannya, Surabaya, menjadi tempat ia menempuh masa kecilnya hingga memasuki sekolah menengah. Pada saat ia berusia 14 tahun, bersama keluarganya ia berlibur ke Belanda. Pada saat itu, Bung Karno, presiden pertama Indonesia, menjalankan kebijakan nasionalisasi sehingga bisnis keluarganya disita pemerintah RI dan ia terpaksa tinggal di Belanda dan tidak dapat kembali ke Indonesia.
Di Den Haag, kota tempat tinggalnya yang baru, ia meninggalkan sekolah menengah tanpa ijazah untuk masuk sekolah drama. Kembali ia keluar tanpa ijazah setelah dua tahun. Meskipun demikian, ia dapat bergabung dalam kelompok drama Nieuwe Komedie/Toneelgroep Arena, untuk kemudian berkarier di bidang pertunjukan dan juga sebagai penyanyi.
Pada tahun 1980-an ia membawakan acara yang bersuasana khas Indo ("Indisch"), kultur yang dikenalnya sejak kecil, yang terkenal, The Late Lien Show. Ia juga merekam cerita dan lagu bertema Indo, dengan bahasa Belanda kreol dialek Indisch.
Karena konsistensinya dalam memperkenalkan kultur Indo, pada tanggal 29 April 1999 van Dort dianugerahi penghargaan Ksatria Bintang Jasa Oranye-Nassau.
Biografi
Wieteke van Dort lahir di Surabaya yang pada saat itu masih merupakan koloni Belanda yang diduduki Jepang. Saat berusia 13 tahun, keluarga Van Dort pergi berlibur ke Negeri Belanda. Ia menamatkan sekolah dasar kemudian melanjutkan ke HBS. Saat mereka berangkat, Bung Karno menggalakkan nasionalisme di Indonesia dan keluarga tersebut kehilangan segalanya. Keluarga mereka selanjutnya menetap di Den Haag.
Di Den Haag, ia meninggalkan sekolah menengah tanpa meraih gelar ijazah. Karena ia masih terlalu muda untuk sekolah seni drama, awalnya ia mengikuti pelatihan sebagai guru sekolah dasar. Meskipun tidak memperoleh ijazah, Wieteke menyelesaikan tiga tahun di HBS (kira-kira setara dengan MAVO – sekolah tinggi umum di Belanda). Tahun 1962 dan 1963, ia masuk ke Toneelgroep Rederijkers (sekolah seni drama). Saat di akademi, ia berperan sebagai Laura Wingfield dalam pertunjukan The Glass Menagerie. Tahun 1964, ia drop out dari sekolah itu dan menandatangi kontrak dengan Nieuwe Komedie. Tahun 1968, ia mulai bekerja dengan Wim Kan dan Corry Vonk sebagai seorang komedian.
Setelah pernikahannya dengan Theo Moody, ia memiliki karier yang sukses di radio dan televisi. Pada De Stratemakeropzeeshow dengan Aart Staartjes dan Joost Prinsen, ia bermain sebagai 'nyonya terhormat'. Pada tahun 1970an, ia muncul dalam program televisi untuk anak-anak yang berjudul Lawaaipapegaai. Penulis untuk acara tersebut antara lain adalah Hans Dorrestijn, Karel Eykman, Ries Moonen, Fetze Pijlman, Jan Riem, setelah penulis sebenarnya, yaitu Willem Wilmink, meninggal. Wieteke van Dort juga berpartisipasi dalam program televisi berjudul Het Klokhuis.
Peran paling sukses yang dibawakan Wieteke adalah sebagai Tante Lien, yang diperkenalkan melalui program televisi berjudul The Late Late Lien Show. Awalnya ia harus berusaha keras agar konsepnya tersebut disetujui, sebab perusahaan televisi dan penyiaran tidak yakin program tersebut akan laku. Akhirnya program tersebut ditayangkan selama tiga musim pada tahun 1979, 1980, 1981 dan paling akhir tahun 1988. Show tersebut menjadi satu-satunya program yang menampilkan budaya Indo pada televisi nasional Belanda.
Setiap episodenya menampilkan Tante Lien yang tua dan lucu membawakan acara reuni yang diberi judul (Koempoelan) di rumahnya. Tamu yang hadir pada setiap episode akan dijamu makanan ringan khas Indonesia dan menceritakan kehidupan masa lalu (tempo doeloe) yang menyenangkan di Hindia Belanda. Tamu-tamunya biasanya adalah para artis terkenal Indo yang Totok (warga Belanda berdarah murni yang tinggal di negeri kolonial Hindia Belanda) yang biasa tampil solo atau bersama dengan Tante Lien atau kedua-duanya. Artis-artis yang pernah muncul antara lain Blue Diamonds, Sandra Reemer, dan Willem Nijholt. Bahkan dalam sebuah kesempatan, Tante Lien pernah mengundang artis Indonesia, Rima Melati dan Frans Tumbuan.
Pada komunitas Indo sendiri, show tersebut dinilai oleh sebagian sebagai kontroversial, terutama karena karakter Tante Lien berbicara menggunakan bahasa Belanda dengan aksen Indo yang sangat kental. Faksi tertentu dalam komunitas tersebut menganggap penggunaan aksen tersebut tidaklah menampilkan komunitas Indos yang terpelajar serta telah berasimilasi dengan masyarakat Belanda. Pada salah satu episode, show tersebut malah membuat kritik tersebut sebagai lelucon dengan menampilkan seorang wanita komunitas Indo yang berbahasa halus "datang tanpa diundang" dalam reuni Tante Lien.
Karier akhir
Pada pemilihan parlemen pada tahun 1994, Wieteke berada pada urutan keempat Natural Law Party.
Tanggal 29 Juni 2007, semasa hari raya nasional Dutch Veterans Day di Hague, Wieteke van Dort menerima Medali Perak Jasa dari Menteri Pertahanan karena perannya sebagai Tante Lien yang mengadakan reuni para veteran selama lebih dari 30 tahun.
"Melalui upaya-upayanya ia telah menyoroti rasa solidaritas kami dan menguatkan ikatan antara masyarakat Belanda dengan para bekas prajurit telah memberikan kontribusi penting pada kesejahteraan para veteran. Dalam pertunjukannya ia juga menjembatani jurang antara para veteran yang tua dengan yang lebih muda."
Pada tahun 2008, Wieteke membintangi film Santa Claus and the Secret of the Great Book yang diarahkan oleh Martin Nellestijn. Tahun 2009, ia bermain sebagai Ratu dalam film Santa Claus and the Lost Packet Boat dari direktor yang sama.
Wieke sering mengambil bagian dengan berbagai even sosial yang bertujuan baik. Tahun 2010, ia menjadi sukarelawati berkontribusi pada musik yang dibuat untuk mengurangi kesedihan ibu-ibu yang kehilangan bayinya, sebelum, saat, hingga sesaat setelah proses kelahiran.
Wieteke van Dort masih aktif dalam berbagai seni dan secara berkala menampilkan peran populernya sebagai Tante Lien. Suaranya dapat didengar mengucapkan narasi cerita pada taman hiburan Belanda Efteling.
Musik dan diskografi
Pertunjukan musikal di Televisi1975 "Kunt u mij de weg naar Hamelen vertellen, meneer?" (2 episode)
1975 "De steen der dommen" (performer: "Het geluk is met de dommen" (Het geluk is gek))
1975 "De gaten van war" (performer: "Een windmolen draait als de wind waait")
1978 "Pinkeltje" (performer: "Pokkenlied", "Heen en weer ballon", "Logeren bij Meneer Dick Laan", "Jeuklied")
2007 "'t Schaep Met De 5 Pooten" (1 episode)
2007 "Een kastelein is ook maar een mens" (performer: "Wat water in de wijn")
Album Vinyl1968 - 1970 Oebele (4 rekaman): LP Welkom In Oebele, Polydor 236 811
LP Nieuwe Liedjes Van Oebele, Polydor 236 827
LP Oebele Is Hupsakee, Polydor 2419 004
LP OE Van Oebele, Polydor F- 784/3 (Book and Album)
1969 Kinderzangfestival
1973 De Stratemakeropzeeshow, Part 1 dan 2 – Part 1: Decca 6499 457, Part 2: Philips 9293 001
1974 Pip En Zip, CNR 541637
1975 Barbapapa (Vertellingen), Philips 9299 639
1975 Een Fraai Stuk Burengerucht, Philips 6410 088 – First solo LP
1977 Ot En Sien In Indië, Philips 6410 130
1978 Weerzien Met Indië, Philips 6410 956
1978 Kun Je Nog Zingen, Zing Dan Mee, Philips 6423 114
1978 Radio Lawaaipapegaai, Part 1 dan 2 – Part 1: Philips 9293 011, Part 2: Philips 9293025
1978 Pinkeltje, Philips 9293 017
1979 Hallo Bandoeng, Philips 6423 135 / Music For The Millions, 826 751-1
1979 J.J.De Bom, Voorheen De Kindervriend, Part 1 dan 2 – Part 1: Polydor 2441 087, Part 2: Ariola Benelux b.v. 203 620
1980 Kortjakje Is Weer Beter, Philips 6423 392 / Music for the Millions 824 399-1
1981 We Gaan De Boom Versieren, Philips 6423 391
1981 De Koempoelan Van Tante Lien, Philips 6423 450
1982 Huilen Is Gezond, Philips 6423 512
1984 Martientje In Het Tandenrijk (I.O. Van Zendium), Bridge SP Amsterdam 08-022625-20
1984 De Betoverde Speelgoedwinkel, (Jeugdconcerten) RCA Records GL 44075
1985 Wie Komt Er In M'n Kamertje?, Quintessence Records BM 602001
1987 Vera De Muis, Quintessence Records QS 900 001-1
1988 De Late Late Lien Evergreen Show, Quintessence Records QS 600 807
Single1975 “Diamanten bruidspaar”
1975 “Arm Den Haag” (Philips 6012 699)
1978 “Ajoen Ajoen” (Philips 6012 832)
1978 “Krontjong Kemajoran” (Philips 6017 030)
1979 “Hallo Bandoeng” (6012 945)
1979 “Geef Mij Maar Nasi Goreng (6012 869)
1979 “Mijn Kleine Nasibal” (Philips 6012 877)
1985 “Dwaze moeders van het plein” (Philips 6017 304)
1986 Spanish version of “Las madres locas de la plaza” (Phonogram 6845.151)
CDs1980 We Gaan De Boom Versieren, Philips 814 636-2
1980 Kortjakje Is Weer Beter, Philips 824 399-2
1987 Vera De Muis Quintessence, QS 900 001-4
1988 De Late Late Lien Evergreen Show, Quintessence QS 800.815
1991 Weerzien Met Indië, Philips 848 399-2
1992 De Koempoelan Van Tante Lien, Mercury 514 160-2
1992 Het Klokhuis, Quintessence QS 900.250-2
1993 Liedjes Van Verlangen, Philips 518 055-2
1995 Batavia (N.A.V. De Doop Van Het V.O.C.- Schip), Bingo Music NL BAT 7495
1995 Kerst In De Gordel Van Smaragd, Vincent Produkties 55 1053-2 (with Lonny, Justine, Wieteke, Rudy van Dalm, Andres, en Chris Latul)
1996 We’ll Meet Again, Mercury 534 124-2
1997 Dubbel - CD Wieteke Van Dort 25 Jaar Als Tante Lien, Mercury 534952-2
1998 Sprookjes Van Tante Lien (Part 1), R. Prod.Records R.P. 07
1998 Verhalen En Liedjes Over Het Volk Van Laaf, PolyMedia 559 369-2
1999 Ot En Sien In Indië, Universal Music 546 019-2
1999 Kun Je Nog Zingen, Zing Dan Mee, Mercury 826 752-2
1999 Winnie De Poeh 2 Cd’s Vertellingen Bij 2 Boeken, Publisher Libre Leeuwarden
2001 Dubbel – Cd Het Mooiste Van Wieteke Van Dort, Universal Music 586013-2
2002 Sprookjes Van Tante Lien (Part 2), R. Prod.Records R.P.13
2004 Silver Moments, A Munich Records Production 42451 54402
2006 Stratemakeropzeeshow, (Audio book) Universal Music ISBN 90-5444-601-3
2007 Kind In Surabaja, (Audio book) Publisher De Fontein, Baarn ISBN 978-90-261-2293-4
2007 Piggelmee, (Audio book) Publisher Rubinstein ISBN 978-90-5444-196-0
DVD2005 Pasar Malam Besar Live, registration 2001 Wieteke van Dort Productions 8 711255 238828
2005 Pasar Malam Besar Live, registration 2002 Wieteke van Dort Productions 8 711255 238828
2006 The Late Late Lien Show´S 3 DVD´S Met 8 VARA TV Show´S Uit 1979, ´80 En ´81, Universal Music 0602498 783740 0 602498 783757 0 602498 783764
 
Piringan Hitam Wieteke Van Dort "Weerzien Met Indie"
Vinyl / Piringan hitam berisikan 14 lagu tempo doeloe lantunan Biduanita masa silam, Wieteke Van Dort, album Weerzien Met Indie dengan orkestra pimpinan Harry bannink dan Herman Schoonderwalt; Lagu seperti Nacht Over Java, Ajoen-ajoen, Geef Mij maar Nasi Goreng, Patokaan, Terang Boelan dan Kole-kole terlantun di Album ini. Produksi: Philips, Stereo 6410 956
 
 
 
 
 
 
 
 
 

BENNY PANJAITAN



BENNY PANJAITAN lahir di Tarutung, Sumatera Utara, 14 September 1947. Meninggal di Tangerang, 24 Oktober 2017 pada umur 70 tahun adalah penyanyi Indonesia dan merupakan vokalis utama dari grup musik Panbers yang didirikan sejak 1969.



Benny Panjaitan pernah punya album keroncong dan semua beliau yang nyanyi. Di Iringi ORKES KERONCONG BUNGA MAWAR. Seperti yang tampak dalam foto di atas .



Benny Panjaitan meninggal dunia pada 24 Oktober 2017 di rumahnya di kawasan Ciledug, Kota Tangerang, Banten dalam usia 70 tahun akibat sakit stroke yang dideritanya sejak tahun 2010.


ROEKIAH



ROEKIAH di lahirkan di Bandung pada tahun1917–1945, sering ditulis sebagai Miss Roekiah, adalah aktris dan penyanyi keroncong Indonesia. Seorang putri dari pasangan pemain sandiwara, ia memulai kariernya pada usia tujuh tahun; pada tahun 1932 ia terkenal di Batavia, Hindia Belanda kini Jakarta, sebagai penyanyi dan pemain sandiwara. Roekiah Meninggal pada tahun 1945 berusia 27–28 di Jakarta.


Semasa hidupnya, Roekiah adalah seorang ikon mode dan kecantikan, penampilannya dalam sejumlah iklan dan lukisan kerap dibandingkan dengan Dorothy Lamour dan Janet Gaynor. Meskipun sebagian besar film-film yang ia bintangi saat ini sudah hilang, ia tetap dikatakan sebagai seorang pelopor perfilman, dan sebuah artikel tahun 1969 menyatakan bahwa "pada zamannya Roekiah telah mencapai suatu popularitas yang boleh dikatakan sampai sekarang belum ada bandingannya". Dari kelima anaknya dengan Kartolo, salah satunya Rachmat Kartolo juga berkecimpung di dunia akting.


ORKES KRONTJONG TOEGOE



ORKES KRONTJONG TOEGOE

Orkes krontjong ini merupakan akar atau cikal bakal dari krontjong di seluruh nusantara hingga berkembang sampai sekarang ini. Semua itu adalah hasil karya dari para senior krontjong Toegoe, sampai generasi yang sekarang ini tradisi ataupun warna musiknya masih terjaga dengan kuat. Terima kasih banyak untuk para senior krontjong Toegoe. Kemarin saya mohon info dari Bang Andre tentang personel Krontjong Toegoe yang sekarang ini. dan saya telah mohon ijin sama beliau untuk posting.



Berikut ini adalah para Senior Krontjong Toegoe dan data dibawah ini data dari Bang Andre yang saya terima :

Berdiri kiri ke kanan 1.Arend Stevanus michiels pada biola, generasi ke 10 Kel.Michiels
2.Milton Augustino Michiels pada Macina generasi 10 Kel.Michiels
3.Juliette Angela Ermestine generasi 11 Kel.Michiels
4.Ignatius Loyola Djeer bergabung sejak tgn 2008 asal Ruteng NTT 5.Saartje

Margaretha Michiels generasi 10 Kel.Michiels
6.Andre Juan Michiels generasi 10
7.Citra Augusta generasi 10
8.Arthur James Michiels Generasi 10
Duduk kiri ke kanan:
9.Usnan bergabung sejak thn 2011
10.Nicolaus Payong Ola bergabung sejak thn 2010.
No: 2,5,6,8 bergabung sejak 12 Juli 1988 dalam regenerasi pertama kali yg digagas oleh Arend Julinse Michiels pemain cello di Orkes Krontjong Poesaka Moresco Toegoe...

Arend Julinse Michiels 12 Juli 1933 - 02 Februari 1993.